Strategi migrasi cloud telah menjadi topik hangat di tengah diskusi tentang transformasi digital. Strategi ini merupakan cara efektif untuk membantu perusahaan memanfaatkan teknologi terbaru dalam meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan skalabilitas aplikasi maupun memaksimalkan pengalaman pengguna.
Namun demikian, proses migrasi cloud masih menjadi tantangan bagi beberapa perusahaan. Banyak pengguna masih kesulitan untuk sepenuhnya memanfaatkan cloud, ada yang ragu karena hambatan ancaman keamanan hingga ketidaktahuan penerapan cloud.
Ketika perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan migrasi ke cloud, perlu ditentukan bagaimana migrasi akan dieksekusi dengan menyusun strategi yang tepat. Umumnya, strategi migrasi cloud mempertimbangkan hal-hal seperti kebutuhan perusahaan, keterampilan IT karyawan, dan arsitektur aplikasi serta data yang akan dimigrasikan.
Lalu, apa saja strategi dan hal penting yang tidak boleh dilewatkan saat melakukan proses migrasi ke cloud? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Pentingnya Menentukan Strategi untuk Migrasi ke Cloud
Migrasi cloud adalah proses pemindahan aplikasi dan data dari satu lokasi, seperti server pribadi atau data center perusahaan ke cloud. Migrasi cloud bertujuan untuk dapat meningkatkan kinerja, keamanan aplikasi dan data, sekaligus menghemat anggaran operasional.
Akan tetapi, melakukan proses migrasi cloud tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukannya. Penting untuk menyusun strategi ke keseluruhan rangkaian migrasi yang tepat agar terhindar dari masalah saat atau sesudah melakukan migrasi cloud.
Beberapa strategi yang perlu dilakukan adalah mencari tahu fitur cloud apa yang dibutuhkan serta data-data yang akan diintegrasikan ke cloud. Kemudian, mencari penyedia layanan cloud yang sesuai dengan kebutuhan, pelatihan karyawan, dan penentuan jangka waktu migrasi.
7 Strategi Migrasi Cloud yang Tepat Menurut Dynatrace
Menurut Dynatrace, hal yang harus dilakukan pada tahap awal dalam proses migrasi data perusahaan Anda adalah menyusun strategi untuk keseluruhan rangkaian migrasi. Berikut tujuh langkah penting yang dilakukan saat migrasi cloud.
1. Rehost
Migrasikan aplikasi ke platform hosting yang berbeda. Ini melibatkan pemindahan aplikasi Anda yang ada ke infrastruktur baru di cloud
2. Re-platform
Migrasi ke platform lain seperti machine images dari vendor, containerizes dan CI/CD pipelines.
3. Refactor
Modernisasi dan containerizes aplikasi serta refactor kodenya.
4. Repurchase
Migrasikan ke SaaS atau marketplace product.
5. Relocate
Migrasi ke arsitektur yang sama tapi di lokasi berbeda.
6. Retire
Nonaktifkan aplikasi dan infrastruktur.
7. Retain
Pertahankan workload di on premises dan gunakan pendekatan hybrid cloud.
Baca Juga: 5 Cara Migrasi Cloud Super Praktis dengan Dynatrace
Tantangan Saat Melakukan Migrasi Cloud dan Menentukan Ukuran Infrastruktur yang Tepat
Saat melakukan migrasi cloud, Anda juga perlu menentukan ukuran infrastruktur yang tepat saat server berpindah ke cloud. Selain untuk menghitung Total Cost of Ownerhip (TCO), hal ini juga diperlukan karena aturan kapasitas dan kinerja cloud server sering berubah, sehingga Anda dapat terhindar dari kelebihan atau kekurangan sumber daya.
Server yang tersedia secara berlebihan dapat menyebabkan pemborosan CPU dan memori, penggunaan yang tidak efisien, dan meningkatkan biaya. Pastikan ukuran infrastruktur yang tepat agar server bisa bekerja optimal sesuai dengan kapasitas dan workload dengan pengeluaran operasional yang rendah.
Selain itu, saat melakukan migrasi cloud, biasanya costumer juga ingin melihat bagaimana workload dimigrasikan ke cloud dan melihat perubahan, performa, penggunaan, konektivitas, atau masalah yang tidak diketahui. Melalui real-time monitoring, costumer juga dapat menggunakan Peak Activity untuk mengetahui kapan aplikasi paling sering atau jarang digunakan. Ini dapat membantu untuk menjadwalkan periode migrasi serta meminimalisir user impact selama prosesnya.
Costumer juga seringkali ingin membandingkan setiap komponen secara keseluruhan, seperti front-end user experience dan infrastructure performance. Salah satu provider cloud, Dyanatrace memiliki fitur fungsi dashboard yang memungkinkan costumer membuat dashboard untuk setiap komponen penting. Tujuannya, costumer dapat melihat performa sistem sebelum dan sesudah migrasi.
Dynatrace Solusi Praktis Migrasi Cloud
Melakukan migrasi cloud bisa dibilang cukup rumit dengan melibatkan banyak orang, proses, dan teknologi. Akan tetapi, Dynatrace membuatnya lebih mudah dengan otomatisasi menemukan lingkungan migrasi yang tepat, identifikasi pola pengguna, perencanaan, dan modernisasi workload cloud.
Dynatrace terintegrasi secara mulus dengan berbagai lingkungan cloud dan kontainer bisnis. Mulai dari AWS, Google Cloud, IBM Cloud Foundry, Oracle Cloud, Microsoft Azure, Kubernetes, Red Hat OpenShift, Red Hat OpenStack, SAP, VMware Cloud on AWS, dan VMware Tanzu. Dilengkapi dengan lima fitur utama, Dynatrace memudahkan proses migrasi cloud sebagai berikut.
- Visualize User Interaction: interaksi user dengan aplikasi cloud
- Component-Level Resource Visibility: Visibilitas konsumsi component-level resource
- Dynamic Baseline Adaptation: Adaptasi baseline secara dinamis seiring perubahan infrastruktur
- Multi-Data Center Support: memungkinkan Anda melacak arsitektur aplikasi berubah saat migrasi cloud
- Comprehensive Cloud Transparency: Transparansi lengkap di private, public, dan hybrid cloud.
Selain itu, tak perlu khawatir apakah bisnis Anda menggunakan public, private, atau hybrid cloud setup, Dynatrace memastikan keberhasilan migrasi di setiap prosesnya dengan meminimalisir gangguan, cegah delay, dan menyederhanakan cloud operations.
Terapkan Solusi Migrasi Cloud Dynatrace dengan CDT
Saatnya optimalkan migrasi cloud Anda dengan solusi Dynatrace yang bisa Anda dapatkan di Central Data Technology (CDT). CDT sebagai authorized partner Dynatrace akan membantu Anda menghindari trial and error mulai dari tahap konsultasi, deployment, maintenance, hingga dukungan after sales. Didukung tim profesional IT berpengalaman dan tersertifikasi, CDT membantu Anda menerapkan solusi Dynatrace secara optimal. Untuk info lebih lanjut, simak di sini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Diterjemahkan : Ary Adianto
Content Writers CTI Group