Sering menghadapi kendala pengembangan software atau lambat melakukan proses delivery produk karena sulit mengintegrasikan tim developer dengan tim operations? Anda tidak sendiri. Menurut data Dynatrace, 61 persen pemimpin IT ternyata mengalami kendala yang sama. Hal ini tentunya berdampak pada proses delivery produk yang lambat, hasil kualitas produk yang buruk, serta ketidakstabilan dalam operasional kerja.
Apakah pendekatan tradisional saja cukup? Jika Anda masih menggunakan metode pengembangan software tradisional dan proses manajemen infrastruktur manual, proses ini membutuhkan waktu yang lama, serta menghabiskan banyak tenaga dan biaya.
Lantas, apa solusinya? DevOps adalah pendekatan yang bisa Anda gunakan. Prinsip dari DevOps mengotomatiskan serta mengintegrasikan proses antara pengembangan software (Dev) dan kegiatan operasional (Ops). Tentunya dengan menerapkan DevOps, perusahaan dapat mempercepat pengembangan, meningkatkan kualitas produk, dan menstabilkan operasional. Penasaran, apa itu DevOps, mengapa DevOps penting dalam pengembangan software, dan bagaimana cara kerjanya? Mari kita ulas di artikel berikut.
Apa itu DevOps?
DevOps adalah pendekatan dalam pengembangan software yang menggabungkan praktik dari pengembangan (Development) dan operasional IT (Operations). Tujuannya adalah untuk mempercepat life-cycle pengembangan aplikasi melalui kolaborasi erat antara tim pengembang dan operasional, serta otomatisasi proses seperti build, pengujian, dan penerapan menggunakan tools seperti Jenkins dan Docker.
DevOps menekankan integrasi berkelanjutan (Continuous Integration) dan pengiriman berkelanjutan (Continuous Delivery), yang memastikan code selalu siap untuk di-deploy dan dapat diimplementasikan dengan mudah dan aman. Pendekatan ini memungkinkan iterasi lebih cepat dan respons lebih baik terhadap perubahan kebutuhan bisnis atau bug yang ditemukan.
Definisi Model DevOps
Dalam model DevOps, praktik-praktik seperti Continuous Integration, Continuous Delivery, dan Infrastructure-as-Code sangat ditekankan. Integrasi berkelanjutan memastikan bahwa setiap perubahan code diintegrasikan dan diuji secara terus-menerus, sementara pengiriman berkelanjutan memungkinkan penerapan otomatis ke lingkungan produksi. Infrastruktur sebagai code memungkinkan pengelolaan infrastruktur IT menggunakan skrip yang dapat diulang dan diukur.
Model DevOps juga mendorong budaya kolaboratif di mana tim pengembangan dan operasional bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, menghilangkan silo tradisional, dan fokus pada peningkatan kecepatan serta kualitas pengiriman software. Ini melibatkan penggunaan tools otomatisas, pemantauan, dan feedback yang kontinu untuk memastikan sistem yang lebih andal dan responsif terhadap kebutuhan bisnis yang dinamis.
Mengapa DevOps Penting dalam Pengembangan Software?
Sebelum DevOps, tim pengembangan dan operasional bekerja sendiri-sendiri. Pengujian (Q&A) dan delivery aplikasi ke produksi adalah aktivitas terpisah yang dilakukan setelah desain dan pembangunan aplikasi selesai. Proses ini sering kali menyebabkan keterlambatan karena kurangnya koordinasi dan komunikasi yang efektif antara tim.
Dalam metode tradisional, tim IT menghabiskan lebih banyak waktu untuk menangani operasi harian yang terisolasi daripada siklus pengembangan. Tanpa menggunakan DevOps, anggota tim sering kali menghabiskan banyak waktu mereka untuk menguji, menggunakan, dan merancang lingkungan yang terisolasi, bukan untuk membangun proyek aplikasi baru, platform baru, atau sistem baru. Hal ini menghambat inovasi dan efisiensi dalam pengembangan software.
Metode tradisional juga rentan terhadap human error dalam produksi karena kurangnya otomatisasi dan integrasi yang baik. Tim pengembangan (developer), tim operasional (manajemen proyek), dan tim infrastruktur IT yang terpisah dan terisolasi menyebabkan IT tradisional menjadi kaku dan mulai tidak sesuai dengan kecepatan perkembangan bisnis. DevOps hadir untuk menjembatani kesenjangan ini, mengintegrasikan berbagai fungsi tim, dan menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif dan efisien.
Bagaimana Cara Kerja DevOps?
Cara kerja DevOps melibatkan serangkaian praktik dan tools yang mendukung kolaborasi antara tim pengembang dan tim operasional untuk mempercepat pengiriman software berkualitas tinggi. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam cara kerja DevOps:
1. Perencanaan dan Code
Pada tahap ini, tim pengembang dan operasional bekerja bersama untuk merencanakan fitur-fitur baru dan peningkatan sistem. Mereka menggunakan project management tools untuk mengatur tugas dan merencanakan sprint.
2. Integrasi Berkelanjutan (Continuous Integration)
Setiap perubahan code yang dibuat oleh pengembang secara otomatis digabungkan ke dalam repositori pusat. Proses ini melibatkan pengujian otomatis, seperti unit test dan integration test, untuk memastikan bahwa code baru tidak merusak fungsionalitas yang ada.
3. Pengiriman Berkelanjutan (Continuous Delivery)
Setelah code berhasil diintegrasikan dan diuji, langkah berikutnya adalah pengiriman berkelanjutan. Code yang telah lulus pengujian otomatis secara otomatis diterapkan ke lingkungan staging atau produksi. Ini memungkinkan aplikasi selalu siap untuk di-deploy kapan saja.
4. Penerapan (Deployment)
Penerapan dilakukan secara otomatis ke lingkungan produksi menggunakan alat orkestrasi seperti Kubernetes atau AWS CodeDeploy. Ini memungkinkan rilis fitur baru dan pembaruan software dilakukan dengan cepat dan andal. Praktik penerapan biru-hijau (blue-green deployment) atau penerapan canary sering digunakan untuk meminimalkan risiko downtime dan memastikan penerapan yang mulus.
5. Pemantauan dan Logging
Setelah aplikasi berjalan di produksi, pemantauan terus-menerus dilakukan untuk memastikan kinerja dan keandalan sistem. Alat dapat digunakan untuk memantau metrik aplikasi, mengumpulkan log, dan mendeteksi anomali atau masalah potensial. Pemantauan proaktif memungkinkan tim untuk merespons dengan cepat jika terjadi gangguan atau masalah performa.
6. Umpan Balik dan Optimalisasi
Umpan balik dari pemantauan, logging, dan pengguna aplikasi digunakan untuk perbaikan lebih lanjut. Tim melakukan retrospektif secara berkala untuk mengevaluasi proses dan mencari cara untuk mengoptimalkan dan meningkatkan workflow DevOps. Pembelajaran berkelanjutan dan penyesuaian adalah kunci dalam praktik DevOps untuk memastikan proses yang lebih efisien dan responsif terhadap perubahan kebutuhan bisnis.
Tools Apa yang Cocok untuk Mempermudah Implementasi DevOps?
Saat menerapkan solusi DevOps yang efektif dan efisien, memilih tools yang tepat adalah langkah kunci. Salah satu pilihan yang dapat Anda pertimbangkan melalui layanan DevOps terintegrasi dari AWS dan solusi Dynatrace Observability. Kedua tools ini dapat membawa transformasi signifikan dalam cara perusahaan Anda mengembangkan, menguji, dan mengirimkan software.
AWS menyediakan berbagai tools canggih untuk otomatisasi dan manajemen proses DevOps. Dengan AWS, Anda dapat memanfaatkan layanan seperti AWS CodePipeline, AWS CodeBuild, dan AWS CodeDeploy untuk mengotomatisasi proses build, testing, dan deployment. Ini memungkinkan tim Anda untuk mengelola siklus hidup aplikasi dengan lebih efisien, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan mempercepat waktu ke pasar.
Sementara itu, Dynatrace berfungsi untuk memastikan bahwa aplikasi dan infrastruktur berjalan dengan optimal dan andal. Dengan solusi Observability dari Dynatrace, Anda dapat memantau performa aplikasi secara real-time, menganalisis data secara mendalam, dan mendapatkan wawasan yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan keandalan sistem Anda.
Ciptakan Kemudahan Delivery Produk dan Software Development dengan DevOps dari AWS dan Dynatrace
AWS menyediakan berbagai layanan yang mendukung DevOps, sementara Dynatrace menawarkan solusi observability yang membantu dalam monitoring dan troubleshooting. Dalam pembahasan kali, Central Data Technology (CDT) ini akan menjelaskan bagaimana AWS dan Dynatrace dapat digunakan bersama untuk menciptakan proses DevOps yang lebih efisien dan andal.
Layanan DevOps AWS
1. AWS CodeCommit
AWS CodeCommit adalah layanan kontrol sumber berbasis Git yang sepenuhnya dikelola. Ini memungkinkan tim untuk menyimpan dan mengelola code sumber mereka di repositori yang aman dan skalabel. CodeCommit mempermudah kolaborasi dengan menyediakan alat untuk ulasan code dan integrasi dengan sistem CI/CD.
- Fitur Utama: Repositori Git yang aman, kolaborasi code, integrasi dengan alat CI/CD
- Manfaat: Menghilangkan kebutuhan untuk mengelola server kontrol sumber sendiri meningkatkan keamanan dan ketersediaan repositori
2. AWS CodeBuild
AWS CodeBuild adalah layanan integrasi berkelanjutan yang sepenuhnya dikelola. Ini mengkompilasi source code, menjalankan tes, dan menghasilkan paket perangkat lunak yang siap digunakan. CodeBuild secara otomatis menskalakan kapasitasnya, sehingga menghilangkan antrian build.
- Fitur Utama: Kompilasi code, menjalankan tes, skala otomatis
- Manfaat: Mengurangi kompleksitas pengelolaan server build, meningkatkan efisiensi pipeline CI/CD
3. AWS CodeDeploy
AWS CodeDeploy adalah layanan deployment yang sepenuhnya dikelola yang mengotomatisasi deployment perangkat lunak ke berbagai layanan komputasi. CodeDeploy memastikan uptime aplikasi dengan memantau kesehatan dan secara otomatis memutar balik jika terjadi masalah.
- Fitur Utama: Deployment otomatis, pemantauan kesehatan, rollback otomatis
- Manfaat: Menjamin deployment yang konsisten dan andal, mengurangi risiko downtime
4. AWS CodePipeline
AWS CodePipeline adalah layanan pengiriman berkelanjutan yang sepenuhnya dikelola. Ini membantu mengotomatisasi pipeline rilis dari build, tes, hingga deployment, memungkinkan iterasi yang cepat dan tanggapan terhadap umpan balik.
- Fitur Utama: Otomatisasi pipeline rilis, integrasi plugin custom, pemantauan event
- Manfaat: Mempercepat proses rilis software, meningkatkan keandalan dan release workflow control
Observability dengan Dynatrace
Dynatrace menawarkan solusi observability yang memberikan visibilitas penuh ke dalam aplikasi dan infrastruktur. Observability mencakup monitoring, tracing, dan logging yang memungkinkan tim DevOps untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan cepat. Selain itu, berikut Dynatrace Observability dalam DevOps:
- Identifikasi Masalah Lebih Cepat: Dengan observability, tim dapat melihat performa aplikasi secara real-time, mengidentifikasi bottleneck, dan memecahkan masalah sebelum mempengaruhi end-user
- Kolaborasi Tim yang Lebih Baik: Informasi yang mendalam dari observability memungkinkan tim pengembang dan operasi untuk bekerja sama lebih efisien dalam menyelesaikan masalah
- Peningkatan Keandalan Aplikasi: Monitoring terus menerus, tim dapat memastikan aplikasi berjalan dengan optimal, mengurangi downtime, dan meningkatkan pengalaman pengguna
- Otomatisasi Resolusi Masalah: Observability memungkinkan deteksi dan respon otomatis terhadap masalah, yang mengurangi intervensi manual dan mempercepat proses penyelesaian
Manfaat Kombinasi AWS dan Dynatrace dalam DevOps
Menggunakan AWS untuk DevOps memberikan kerangka kerja yang kuat untuk otomatisasi dan penyederhanaan proses pengembangan dan pengiriman software. Sementara itu, Dynatrace memberikan visibilitas yang mendalam ke dalam performa aplikasi dan infrastruktur, yang sangat penting untuk menjaga kualitas dan keandalan.
Dengan mengintegrasikan layanan AWS seperti CodeCommit, CodeBuild, CodeDeploy, dan CodePipeline dengan Observability dari Dynatrace, perusahaan dapat menciptakan lingkungan DevOps yang lebih efisien dan responsif. Kombinasi ini memungkinkan tim untuk:
- Membangun dan mengelola code dengan aman dan efisien
- Mengotomatisasi build, tes, dan deployment untuk memastikan iterasi yang cepat dan rilis yang andal
- Memantau performa aplikasi secara real-time untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat
- Meningkatkan kolaborasi antara tim pengembang dan operasi melalui visibilitas dan informasi yang mendalam
Dapatkan Pendukung DevOps dari AWS dan Dynatrace Hanya di CDT
Saatnya modernisasi dan otomatisasi proses pengembangan aplikasi dan software bisnis Anda dengan mengimplementasikan metode DevOps bersama Central Data Technology (CDT) secara komprehensif, andal, dan tepercaya. CDT didukung tim ahli tersertifikasi, kami akan membantu perusahaan Anda mulai dari tahap konsultasi, pengembangan, hingga dukungan after sales penerapan solusi DevOps dari AWS dan Observability dari Dynatrace.
Tertarik memulai implementasi DevOps? Hubungi tim kami melalui link berikut untuk info selengkapnya.
Penulis: Ary Adianto
Content Writer CTI Group