Di era digital yang serba cepat, fleksibilitas dan efisiensi infrastruktur IT menjadi kunci utama keberhasilan bisnis. Perusahaan yang masih bergantung pada infrastruktur lama sering menghadapi masalah seperti kesulitan dalam scaling saat permintaan meningkat, Downtime tinggi yang menghambat produktivitas, dan biaya operasional membengkak akibat infrastruktur yang kurang efisien.
Itulah sebabnya semakin banyak bisnis yang beralih ke cloud native infrastructure sebagai solusi untuk meningkatkan skalabilitas, keamanan, dan keandalan operasional.Menurut survei Gartner, 39% perusahaan telah mengadopsi cloud native infrastructure, dan angka ini diprediksi akan melonjak menjadi 70% pada 2027—pertumbuhan pesat dari hanya 15% pada 2023.
Tapi, apa sebenarnya cloud native? Dan mengapa semakin banyak perusahaan beralih ke teknologi ini?
Apa Itu Cloud Native?
Cloud native adalah arsitektur aplikasi yang dirancang untuk berjalan optimal di lingkungan cloud. Dengan memanfaatkan microservices, containerization, dan orchestration, aplikasi menjadi lebih fleksibel, scalable, dan otomatis, memungkinkan bisnis beradaptasi lebih cepat dibandingkan model tradisional.
Bagaimana Cloud Native Applications Bekerja?
Cloud-native applications dirancang dengan prinsip independensi, skalabilitas, dan efisiensi. Berbeda dari aplikasi monolitik yang terikat pada satu sistem, cloud-native applications terbagi dalam microservices yang berjalan secara independen dalam container. Pendekatan ini memungkinkan pembaruan dan deployment lebih cepat tanpa mengganggu sistem utama. Dengan Kubernetes sebagai orkestrator, layanan dapat diskalakan secara otomatis sesuai kebutuhan.
Cloud-Native vs On-Premises Applications
Aspek | Cloud-Native Applications | On-Premises Applications |
Arsitektur | Berbasis microservices, memungkinkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi. | Monolitik, sulit untuk dimodifikasi atau diskalakan.
|
Infrastruktur | Berjalan di cloud dengan otomatisasi dan elastisitas tinggi. | Bergantung pada server fisik dengan skalabilitas terbatas.
|
Pengelolaan | Dikelola secara otomatis dengan orchestration seperti Kubernetes. | Memerlukan pengelolaan manual yang lebih kompleks.
|
Pembaruan | CI/CD (Continuous Integration/Delivery) memungkinkan update cepat tanpa downtime. | Update dilakukan secara berkala dan sering memerlukan downtime.
|
Keandalan | Self-healing dan fault-tolerant, memastikan aplikasi tetap berjalan meskipun ada gangguan. | Kegagalan pada satu komponen dapat menyebabkan downtime sistem.
|
Keamanan | Menggunakan pendekatan Zero Trust dan API Security, dengan pemantauan real-time. | Keamanan bergantung pada perimeter dan konfigurasi manual.
|
Skalabilitas | Autoscaling memungkinkan peningkatan kapasitas otomatis sesuai kebutuhan. | Skalabilitas terbatas dan memerlukan penambahan hardware fisik. |
Biaya Operasional | Bayar sesuai pemakaian (pay-as-you-go), lebih efisien dalam pengelolaan biaya. | Investasi besar di awal dan biaya pemeliharaan tinggi. |
Fondasi Utama Cloud Native Architecture
Agar aplikasi dapat berjalan optimal di lingkungan cloud, dibutuhkan arsitektur yang mendukung skalabilitas, efisiensi, dan otomatisasi. Cloud native architecture memungkinkan aplikasi lebih fleksibel dan mudah dikelola tanpa terbatas oleh infrastruktur tradisional. Berikut adalah elemen utama yang menjadikan cloud native architecture lebih fleksibel dan efisien.
Microservices
Aplikasi ini dibangun sebagai kumpulan layanan kecil (microservices) yang bekerja secara independen. Ini memungkinkan pengembangan, update, dan scaling dilakukan tanpa mengganggu keseluruhan sistem.
Containerization
Setiap microservice dikemas dalam container, yang membuat aplikasi lebih portable, cepat di-deploy, dan dapat berjalan di berbagai lingkungan tanpa masalah kompatibilitas.
Orkestrasi dan Automasi
Tools seperti Kubernetes mengelola deployment, scaling, dan operasional aplikasi secara otomatis. Ini memastikan penggunaan sumber daya lebih efisien dan workload tetap optimal.
API-Driven Communication
Microservices berkomunikasi melalui API, memungkinkan konektivitas yang lebih fleksibel dan integrasi yang mudah dengan layanan lain, baik internal maupun eksternal.
Observabilitas dan Monitoring
Cloud native mengandalkan logging, monitoring, dan tracing untuk mendeteksi masalah, menganalisis performa, dan memastikan aplikasi berjalan stabil tanpa gangguan.
Bagaimana CNCF Membentuk Masa Depan Cloud Native?
Cloud Native Computing Foundation (CNCF) berperan dalam standarisasi dan pengembangan ekosistem cloud native. Dibentuk oleh Linux Foundation pada 2015, CNCF mendukung proyek open-source seperti Kubernetes, Prometheus, dan Envoy, memastikan teknologi cloud lebih fleksibel, scalable, dan vendor-neutral. Berikut peran utama CNCF dalam ekosistem cloud native
Menaungi Proyek Open-Source
CNCF mendukung lebih dari 100 proyek open-source, termasuk Kubernetes, Istio, dan Helm, yang membantu bisnis mengelola aplikasi cloud native secara lebih efisien dan fleksibel.
Menetapkan Standar dan Best Practices
Dengan komunitas global, CNCF menetapkan standar dan best practices untuk memastikan adopsi cloud native lebih konsisten, aman, dan optimal bagi berbagai bisnis.
Mendorong Inovasi dan Skalabilitas
Dukungan CNCF terhadap container orchestration dan serverless computing memungkinkan bisnis membangun aplikasi yang lebih agile, scalable, dan efisien sesuai kebutuhan pasar.
Menyediakan Pelatihan dan Sertifikasi
CNCF menawarkan sertifikasi seperti Certified Kubernetes Administrator (CKA) dan Certified Kubernetes Application Developer (CKAD) untuk memastikan tenaga kerja siap mengelola cloud native secara profesional.
Teknologi yang Mendukung Cloud Native
Cloud native applications membutuhkan tools yang memungkinkan otomatisasi, stabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan aplikasi di cloud. Berikut teknologi utama yang mendukung cloud native.
Serverless Computing
Cloud provider menangani provisioning dan manajemen server, sehingga pengembang bisa fokus pada pembuatan aplikasi tanpa mengelola infrastruktur. Hal ini mempercepat proses development dan deployment.
Continuous Integration (CI) dan Continuous Delivery (CD)
CI/CD pipeline mengotomatiskan provisioning, testing, dan deployment aplikasi, memastikan pengiriman kode lebih cepat, minim error, dan dapat diperbarui secara berkala tanpa downtime besar.
Immutable Infrastructure
Alih-alih memperbarui server lama yang berisiko menimbulkan konfigurasi tidak konsisten, pendekatan ini langsung menerapkan instance baru setiap ada perubahan, memastikan aplikasi cloud native tetap stabil dan andal.
Observability
Memungkinkan pemantauan menyeluruh melalui logging, monitoring, dan tracing, membantu tim IT mendeteksi anomali, menganalisis performa, dan mempercepat perbaikan masalah.
Kubernetes
Sebagai container orchestration platform, Kubernetes mengelola deployment, scaling, dan operasional aplikasi secara otomatis untuk efisiensi penggunaan resource cloud.
Docker
Docker menyediakan platform untuk membuat, mengelola, dan menjalankan container, memastikan aplikasi dapat berjalan secara konsisten di berbagai lingkungan tanpa konflik dependensi.
Cloud Providers
AWS, Microsoft, dan VMware menawarkan infrastruktur dan layanan cloud yang dioptimalkan untuk kebutuhan aplikasi cloud native, memungkinkan fleksibilitas dan skalabilitas lebih besar.
Management Platforms
Platform seperti GitHub mendukung version control dan kolaborasi, memastikan pengelolaan kode lebih terstruktur, terutama dalam proyek cloud native yang berskala besar.
Kenapa Bisnis Beralih ke Cloud Native?
Cloud native memungkinkan bisnis lebih fleksibel, efisien, dan scalable dengan otomatisasi penuh dalam pengelolaan aplikasi. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan pasar dan meningkatkan performa aplikasi tanpa hambatan. Apa saja manfaat utamanya? Berikut penjelasannya.
Skalabilitas dan Agilitas Tinggi
Aplikasi dapat meningkatkan atau menurunkan kapasitas secara otomatis sesuai dengan permintaan, tanpa mengganggu performa atau membutuhkan intervensi manual.
Efisiensi Operasional dan Biaya
Dengan containerization dan orchestration, bisnis hanya menggunakan sumber daya yang diperlukan. Serverless computing juga mengurangi beban infrastruktur dan biaya operasional.
Inovasi Lebih Cepat
Cloud native mendukung CI/CD (Continuous Integration/Delivery), memungkinkan developer merilis fitur baru dengan lebih cepat dan lebih sering tanpa downtime yang signifikan.
Ketahanan dan Keamanan Lebih Baik
Dengan immutable infrastructure dan observability, sistem lebih stabil, lebih mudah dipulihkan dari kegagalan, dan memiliki proteksi lebih kuat terhadap ancaman siber.
Portabilitas dan Fleksibilitas
Aplikasi cloud native dapat berjalan di berbagai cloud provider atau hybrid cloud tanpa perubahan besar, memungkinkan bisnis memilih infrastruktur terbaik sesuai kebutuhan.
Manfaat Cloud Native bagi Pertumbuhan Bisnis
Cloud native bukan hanya sekadar solusi teknologi, tetapi juga strategi bisnis untuk meningkatkan daya saing dan mempercepat ekspansi. Bagaimana cloud native membantu bisnis tumbuh lebih cepat? Berikut manfaatnya.
Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik
Aplikasi dapat dijalankan lebih dekat dengan pengguna melalui penyebaran multi-cloud, menghasilkan latensi rendah dan performa lebih stabil.
Efisiensi Biaya dan Sumber Daya
Menggunakan serverless computing dan otomatisasi, bisnis hanya membayar sumber daya yang digunakan, mengurangi biaya infrastruktur yang tidak perlu, serta mengurangi beban operasional tim IT.
Keandalan Tinggi dan Minim Risiko
Dengan multi-cloud deployment, bisnis dapat menghindari ketergantungan pada satu vendor, meminimalkan downtime, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi lokal.
Tantangan dalam Menerapkan Cloud Native Infrastructure
Cloud native menawarkan skalabilitas, fleksibilitas, dan efisiensi tinggi, tetapi transisinya tidak selalu mudah. Apa saja hambatan utama dalam menerapkan cloud native infrastructure? Berikut penjelasannya.
Kompleksitas Arsitektur
Cloud native berbasis microservices, containerization, dan orchestration, yang lebih kompleks dibanding aplikasi monolitik tradisional. Perusahaan perlu mengelola banyak komponen yang saling terhubung, sehingga memerlukan strategi operasional yang matang.
Keamanan yang Lebih Rumit
Dengan banyaknya API dan komunikasi antar-microservices, serangan siber bisa terjadi di berbagai titik. Perusahaan harus menerapkan zero-trust security, monitoring berbasis observability, dan kebijakan akses ketat untuk memastikan keamanan aplikasi.
Tantangan dalam Manajemen Data
Data di lingkungan cloud native tersebar di berbagai lokasi dan platform. Konsistensi, latensi, dan kepatuhan terhadap regulasi data menjadi tantangan besar yang harus diatasi dengan solusi data management yang tepat.
Kebutuhan Infrastruktur yang Dinamis
Cloud native membutuhkan orchestration otomatis dan autoscaling agar berjalan efisien. Tanpa konfigurasi yang tepat, perusahaan bisa menghadapi pemborosan sumber daya atau bottleneck performa.
Keterampilan dan SDM yang Terbatas
Teknologi cloud native masih terus berkembang, sementara talenta yang menguasai Kubernetes, serverless computing, dan CI/CD pipelines masih terbatas.
Untuk beralih ke cloud native, diperlukan solusi yang dapat menyederhanakan manajemen, meningkatkan keamanan, dan memastikan efisiensi operasional. Central Data Technology (CDT) menghadirkan F5 Distributed Cloud Services untuk perlindungan aplikasi serta Akamai Connected Cloud yang menawarkan infrastruktur scalable dan fleksibel.
Solusi Cloud Native dari Central Data Technology
Bisnis membutuhkan infrastruktur cloud native yang efisien, aman, dan mudah dikelola. Central Data Technology (CDT) menawarkan F5 Distributed Cloud Services dan Akamai Connected Cloud untuk membantu perusahaan dalam mengoptimalkan multi-cloud, meningkatkan skalabilitas, dan memperkuat keamanan aplikasi. Bagaimana kedua solusi ini membantu bisnis mengadopsi cloud native dengan lebih efektif? Berikut pembahasannya.
F5 Distributed Cloud Services
F5 Distributed Cloud Services menghadirkan solusi keamanan terintegrasi yang melindungi aplikasi dari berbagai ancaman siber sekaligus menyederhanakan manajemen multi-cloud. Dengan fitur seperti Web Application Firewall (WAF), DDoS Protection, Bot Defense, dan API Security, solusi ini memastikan aplikasi tetap aman di berbagai lingkungan cloud. Selain itu, F5 menyediakan multi-cloud networking, memungkinkan komunikasi yang aman antar-aplikasi di berbagai platform cloud dan edge tanpa menambah kompleksitas operasional.
Keunggulan utama F5 adalah kemampuannya dalam full-stack observability, memberikan visibilitas menyeluruh terhadap performa dan keamanan aplikasi. Dengan pendekatan SaaS-based security, bisnis dapat menyesuaikan perlindungan tanpa investasi besar dalam infrastruktur, memastikan skalabilitas dan efisiensi biaya dalam jangka panjang.
Baca Juga: Begini Cara Cloud Terdistribusi Lindungi Aplikasi Bisnis dari Ransomware
Akamai Connected Cloud
Akamai Connected Cloud menawarkan infrastruktur cloud yang tangguh dan fleksibel, memungkinkan bisnis menjalankan aplikasi cloud native dengan efisiensi maksimal. Dengan serverless computing, developer dapat fokus membangun aplikasi tanpa terbebani oleh pengelolaan server, sehingga mempercepat proses deployment dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Teknologi container orchestration juga memastikan kelancaran manajemen aplikasi berbasis container, mendukung skalabilitas dan stabilitas sistem.
Selain efisiensi, Akamai juga menonjol dalam keamanan tingkat lanjut, melindungi aplikasi dari serangan siber langsung dari infrastruktur cloud. Dengan jaringan global yang luas, aplikasi dapat berjalan dengan latensi rendah dan keandalan tinggi, memastikan pengalaman pengguna tetap optimal di berbagai lokasi. Akamai Connected Cloud juga menawarkan portabilitas tinggi, memungkinkan bisnis menjalankan aplikasi di berbagai cloud tanpa hambatan kompatibilitas.
Pelajari Lebih Lanjut: Akamai Connected Cloud on CDT
Siap Beralih ke Cloud Native? Hubungi CDT Sekarang!
Transformasi digital membutuhkan infrastruktur yang fleksibel, efisien, dan aman. Central Data Technology (CDT), bagian dari CTI Group, siap membantu Anda mengadopsi infrastruktur cloud native dengan solusi terbaik dari F5 Distributed Cloud Services dan Akamai Connected Cloud.
Konsultasikan kebutuhan cloud dan keamanan bisnis Anda bersama tim CDT. Hubungi kami melalui link berikut dan wujudkan transformasi digital yang lebih aman, efisien, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Author: Danurdhara Suluh Prasasta
CTI Group Content Writer