Sekilas tentang PT Gunung Raja Paksi tbk
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) merupakan bagian dari Gunung Steel Group, salah satu perusahaan baja swasta terbesar di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, GRP memproduksi lebih dari dua juta ton baja berkualitas tinggi setiap tahunnya untuk Indonesia dan perusahaan industri global.
GRP Hadapi Tantangan Rombak Infrastruktur IT
Dalam perjalanan bisnis mereka, GRP alami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya kebutuhan untuk merombak infrastruktur IT mereka. Sebagai informasi, GRP merupakan perusahaan manufaktur yang bergantung pada kelancaran proses produksi sehingga beberapa aplikasi penting perlu dimigrasikan ke cloud.
Sebelumnya, GRP menjalankan aplikasinya di sistem cloud dan on premise. Namun demikian, muncul kebutuhan untuk meningkatkan kinerja karena banyaknya permintaan dari tim aktivasi, permintaan I/O disk, dan performance memori CPO.
“Kami sempat memiliki masalah di aplikasi SAP terkait technical support dan efektivitas biaya dari penyedia cloud sebelumnya. Kami memutuskan mencari pilihan lain di mana kami dapat memiliki performance terbaik dengan availability jaringan yang tinggi tanpa menimbulkan peningkatan biaya,” ujar Tim Infrastruktur IT GRP, Andrean Effendi.
CDT Berikan Solusi dengan Layanan AWS Cloud
Menjawab permasalahan di atas, Tim CDT menghadirkan solusi untuk perbaikan infrastruktur IT GRP dengan layanan AWS Cloud. Data dari cloud sebelumnya diambil dan disimpan di AWS Elastic Compute Cloud (EC2) di AWS Cloud. Adapun untuk keamanan dan ketersediaannya, digunakan AWS S3 sebagai penyimpanan cadangan. Di sisi lain, penyeimbang cloud jaringan juga diterapkan.
Selama proses migrasi, terdapat masalah dengan stabilitas koneksi. Ditemukan tidak adanya akses langsung ke infrastruktur karena data dimigrasikan dari penyedia cloud yang berbeda. Untuk mengatasi hal itu, tim CDT membantu menyiapkan redundansi untuk memastikan migrasi dapat berlanjut tanpa gangguan.
Tim CDT juga membuat sebuah simulasi untuk mensimulasikan lingkungan produksi di cloud sebelumnya. Ini memungkinkan tim untuk menguji dan memvalidasi proses migrasi tanpa memengaruhi lingkungan produksi.
Selain itu, CDT mengikuti formula AWS untuk strategi migrasi, khususnya untuk pembelian ulang dengan meningkatkan OS dan SAP perusahaan. Proses ini melibatkan migrasi sekitar 300 hingga 400 GB data SAP ke cloud. Tim CDT bekerja dengan giat untuk memastikan kelancaran proses migrasi dan meminimalkan gangguan pada proses produksi GRP.
Produksi GRP Meningkat Setelah Migrasi ke AWS Cloud
Dari hasil migrasi, GRP dapat memodernisasi infrastruktur IT mereka dan meningkatkan proses produksi. Proses migrasi itu pun selesai lebih cepat dari yang diharapkan.
“Migrasi selesai pada 1 Januari 2023, dan seluruh proses hanya memakan waktu 9-10 jam, jauh lebih sedikit dari ekspektasi awal 2 hari. Migrasinya lancar dan efisien, tidak ada gangguan pada proses produksi GRP,” kata Andrean.
Manfaat lain yang diraskan dari migrasi ini, adanya penghematan biaya yang signifikan sebesar 60 persen dibanding dari penyedia cloud sebelumnya. Selain itu, ketersediaan koneksi jaringan telah ditingkatkan melalui penerapan redundant tunnels. Sebelumnya, jaringan yang telah ada hanya mengandalkan satu tunnel, tetapi kini ada dua tunnels untuk meningkatkan availability jika terjadi kegagalan.
Tim CDT sebagai mitra lanjutan AWS Cloud memberikan dukungan yang cepat dan berhasil selama proses migrasi dengan segera merespons setiap masalah yang muncul.