Di Indonesia, masih banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem infrastruktur konvensional dan tidak terintegrasi untuk menunjang operasional mereka. Namun di era bisnis modern yang makin kompetitif seperti sekarang ini, sistem infrastruktur konvensional dirasa tidak lagi memadai dan bahkan justru akan menjadi beban. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beralih ke sistem infrastruktur digital menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Tantangan ini dialami oleh PT Kirana Megatara Group, perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) terbesar di Indonesia. Mereka memiliki sejumlah kendala dalam melakukan modernisasi infrastruktur, khususnya pada bagian disaster recovery dan pengadaan perangkat pengganti.
Di sinilah Kirana Megatara memanfaatkan solusi Compute, Storage, dan Disaster Recovery AWS dari Central Data Technology (CDT) untuk membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi. Namun, sebelum lebih jauh mempelajari seperti apa kemampuan solusi AWS dalam membantu Kirana Megatara, simak lebih lengkap terkait latar belakang Kirana Megatara dan seperti apa isu yang mereka alami di artikel berikut.
Tentang Kirana Megatara
Kirana Megatara menguasai sekitar 19% ekspor karet dari Indonesia ke seluruh dunia. Angka tersebut menjadikan mereka sebagai perusahaan pengolahan karet remah terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa karet dalam bentuk ‘bales’, diproduksi mengikuti spesifikasi teknis (technical specified rubber) yang dikenal dengan istilah Standard Indonesian Rubber (SIR).
Adapun produk yang dihasilkan diekspor ke berbagai negara sebagai bahan baku utama produksi ban yang di-supply ke pabrik-pabrik ban terkemuka dunia.
Tantangan Transformasi Digital yang Dialami Kirana Megatara
Hendrik Iriawan selaku General Manager Kirana Megatara mengungkap, tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah seluruh hardware, infrastruktur, dan storage service yang digunakan sudah berusia lebih dari 10 tahun. Kondisi tersebut jelas berisiko, karena jika terjadi kerusakan pada salah satu perangkat, maka sistem informasi dan pengolahan data untuk produksi yang digunakan akan berhenti.
Hendrik sendiri berperan dalam perencanaan strategi, implementasi sistem informasi sesuai kebijakan perusahaan dan memonitor pelaksanaannya.
“Tak cuma itu, di saat yang bersamaan, kami juga memiliki masalah lain di mana pengadaan perangkat pengganti bisa memakan waktu paling cepat sekitar dua minggu,” ujar Hendrik.
Karenanya, lanjut Hendrik, Kirana Megatara membutuhkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, yang tentunya dibanderol dengan harga kompetitif dan after sales service dengan jaminan bahwa layanan ini akan terus memberikan support berkelanjutan.
Bagaimana Kirana Megatara Mendapatkan Solusi Amazon Web Services dari CDT?
Hendrik mengungkap pihaknya mengetahui Central Data Technology (CDT) dikarenakan kebutuhan mereka terkait implementasi Disaster Recovery serta migrasi SAP di AWS Cloud. Sebab, AWS tak dapat bekerja sendiri untuk implementasi tersebut. Karenanya, CDT menjadi referensi sebagai AWS Partner untuk mendukung transformasi digital yang akan dijalankan Kirana Megatara.
“CDT sudah memiliki rekam jejak yang baik dan kami pun melihat mereka sudah berada di tingkat tertinggi terkait partnership dengan AWS. Secara resource, tentunya CDT sudah sangat reliable untuk mendukung project Kirana Megatara,” kata Hendrik.
Adapun alasan mengapa Kirana Megatara memilih AWS sebagai layanan cloud untuk mereka dikarenakan AWS dapat menjawab berbagai tantangan yang dibutuhkan. Hendrik menjelaskan, AWS juga sudah menerapkan Availability Zone, yang mana meminimalisir kemungkinan terjadinya downtime, serta layanan dan harga yang diberikan lebih unggul ketimbang penyedia layanan cloud lainnya.
Bagaimana Amazon Web Services Membantu Kirana Megatara Mengatasi Tantangan Mereka?
Kirana Megatara memanfaatkan beberapa layanan AWS, yaitu Compute & Storage Service serta Amazon Quicksight. mereka memanfaatkan back up dan disaster recovery ke AWS serta memigrasikan tujuh server SAP ke AWS. Secara kuantitatif, Kirana Megatara mengakui dukungan AWS membantu proses ini hingga 100 persen.
Meski demikian, proses tersebut ternyata tidak berjalan mulus di awal, khususnya implementasi AWS Elastic Disaster Recovery. Pasalnya, mereka menghadapi tantangan untuk meyakinkan jajaran manajemen perusahaan akan pentingnya disaster recovery. Namun pada akhirnya, proses implementasi dilanjutkan dengan efektif.
“Penerapan AWS yang tentunya dibantu CDT sangat krusial, karena semua operasional ERP dan DR, kami percayakan ke resource yang ada di AWS, dan jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan maka akan mengakibatkan berhentinya operasional produksi dari 16 pabrik kami. Bayangkan saja kalau terjadi, total kerugiannya bisa mencapai ratusan miliar per hari,” ujar Hendrik.
CDT membantu Kirana Megatara dalam mengimplementasikan AWS dengan melakukan sizing resources seperti CPU, RAM dan storage pada sistem yang lama, hal tersebut dilakukan untuk memastikan kalau resource yang dipakai sudah sesuai kebutuhan.
“CDT sangat membantu dalam melakukan pemilihan resources yang tepat untuk kebutuhan kami. Setelah implementasi, CDT bahkan masih membantu Kirana Megatara melakukan pendampingan monitoring dari kinerja DR dan SAP yang berjalan di AWS Cloud,” lanjutnya menerangkan.
Apa Saja Manfaat yang Didapat Setelah Menerapkan Solusi Amazon Web Services?
Hendrik mengungkap beberapa perubahan dan bahkan peningkatan yang dialami perusahaan setelah melakukan transisi. “Tim IT kini lebih mudah memonitor performa tujuh server AWS secara real time, dan proses backup server Non SAP juga berjalan real time tanpa mengganggu kinerja server yang berjalan,” tuturnya.
Adapun untuk penerapan AWS Elastic Disaster Recovery, Hendrik juga mengakui peningkatan kepercayaan pelanggan dan partner, karena keberadaan sistem mengindikasikan Kirana Megatara memiliki integritas dan berkomitmen untuk keamanan data dan operasional, bahkan dalam keadaan ekstrim sekalipun seperti bencana alam.
Hendrik mengakui bahwa dukungan CDT dinilai amat profesional dalam mewujudkan solusi atas tantangan yang sebelumnya dihadapi Kirana Megatara. Bahkan, mereka juga dibantu dengan pembekalan training terkait monitoring dari kinerja DR dan SAP yang berjalan di AWS Cloud.
Value-added yang dirasakan, lanjutnya, adalah secara cost untuk budget maintenance tahunan, yang mana turun secara signifikan, sehingga Kirana Megantara dapat mengalokasikan budget tersebut untuk project lain di divisi mereka.
Selain itu, kinerja tim yang ada di divisi perusahaan juga menjadi lebih efektif dan efisien, dan perusahaan pun mengalami peningkatan soft skill dari setiap anggota tim yang ada di divisi, terutama tim infrastruktur dan operation. Ke depannya, perusahaan berharap agar CDT tetap memberikan rangkaian solusi bisnis yang berkembang dan tentunya dibanderol harga kompetitif.
“Kolaborasi bersama AWS dan CDT telah banyak membantu kami menerapkan solusi cloud. Semua tahap berjalan lancar, mulai dari adopsi rencana Disaster Recovery ke proses migrasi SAP System. Kami berharap kemitraan ini terus berlanjut untuk ke depannya. Terima kasih, AWS dan CDT!” pungkas Hendrik.
Di Indonesia, masih banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem infrastruktur konvensional dan tidak terintegrasi untuk menunjang operasional mereka. Namun di era bisnis modern yang makin kompetitif seperti sekarang ini, sistem infrastruktur konvensional dirasa tidak lagi memadai dan bahkan justru akan menjadi beban. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beralih ke sistem infrastruktur digital menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Tantangan ini dialami oleh PT Kirana Megatara Group, perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) terbesar di Indonesia. Mereka memiliki sejumlah kendala dalam melakukan modernisasi infrastruktur, khususnya pada bagian disaster recovery dan pengadaan perangkat pengganti.
Di sinilah Kirana Megatara memanfaatkan solusi Compute, Storage, dan Disaster Recovery AWS dari Central Data Technology (CDT) untuk membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi. Namun, sebelum lebih jauh mempelajari seperti apa kemampuan solusi AWS dalam membantu Kirana Megatara, simak lebih lengkap terkait latar belakang Kirana Megatara dan seperti apa isu yang mereka alami di artikel berikut.
Tentang Kirana Megatara
Kirana Megatara menguasai sekitar 19% ekspor karet dari Indonesia ke seluruh dunia. Angka tersebut menjadikan mereka sebagai perusahaan pengolahan karet remah terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa karet dalam bentuk ‘bales’, diproduksi mengikuti spesifikasi teknis (technical specified rubber) yang dikenal dengan istilah Standard Indonesian Rubber (SIR).
Adapun produk yang dihasilkan diekspor ke berbagai negara sebagai bahan baku utama produksi ban yang di-supply ke pabrik-pabrik ban terkemuka dunia.
Tantangan Transformasi Digital yang Dialami Kirana Megatara
Hendrik Iriawan selaku General Manager Kirana Megatara mengungkap, tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah seluruh hardware, infrastruktur, dan storage service yang digunakan sudah berusia lebih dari 10 tahun. Kondisi tersebut jelas berisiko, karena jika terjadi kerusakan pada salah satu perangkat, maka sistem informasi dan pengolahan data untuk produksi yang digunakan akan berhenti.
Hendrik sendiri berperan dalam perencanaan strategi, implementasi sistem informasi sesuai kebijakan perusahaan dan memonitor pelaksanaannya.
“Tak cuma itu, di saat yang bersamaan, kami juga memiliki masalah lain di mana pengadaan perangkat pengganti bisa memakan waktu paling cepat sekitar dua minggu,” ujar Hendrik.
Karenanya, lanjut Hendrik, Kirana Megatara membutuhkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, yang tentunya dibanderol dengan harga kompetitif dan after sales service dengan jaminan bahwa layanan ini akan terus memberikan support berkelanjutan.
Bagaimana Kirana Megatara Mendapatkan Solusi Amazon Web Services dari CDT?
Hendrik mengungkap pihaknya mengetahui Central Data Technology (CDT) dikarenakan kebutuhan mereka terkait implementasi Disaster Recovery serta migrasi SAP di AWS Cloud. Sebab, AWS tak dapat bekerja sendiri untuk implementasi tersebut. Karenanya, CDT menjadi referensi sebagai AWS Partner untuk mendukung transformasi digital yang akan dijalankan Kirana Megatara.
“CDT sudah memiliki rekam jejak yang baik dan kami pun melihat mereka sudah berada di tingkat tertinggi terkait partnership dengan AWS. Secara resource, tentunya CDT sudah sangat reliable untuk mendukung project Kirana Megatara,” kata Hendrik.
Adapun alasan mengapa Kirana Megatara memilih AWS sebagai layanan cloud untuk mereka dikarenakan AWS dapat menjawab berbagai tantangan yang dibutuhkan. Hendrik menjelaskan, AWS juga sudah menerapkan Availability Zone, yang mana meminimalisir kemungkinan terjadinya downtime, serta layanan dan harga yang diberikan lebih unggul ketimbang penyedia layanan cloud lainnya.
Bagaimana Amazon Web Services Membantu Kirana Megatara Mengatasi Tantangan Mereka?
Kirana Megatara memanfaatkan beberapa layanan AWS, yaitu Compute & Storage Service serta Amazon Quicksight. mereka memanfaatkan back up dan disaster recovery ke AWS serta memigrasikan tujuh server SAP ke AWS. Secara kuantitatif, Kirana Megatara mengakui dukungan AWS membantu proses ini hingga 100 persen.
Meski demikian, proses tersebut ternyata tidak berjalan mulus di awal, khususnya implementasi AWS Elastic Disaster Recovery. Pasalnya, mereka menghadapi tantangan untuk meyakinkan jajaran manajemen perusahaan akan pentingnya disaster recovery. Namun pada akhirnya, proses implementasi dilanjutkan dengan efektif.
“Penerapan AWS yang tentunya dibantu CDT sangat krusial, karena semua operasional ERP dan DR, kami percayakan ke resource yang ada di AWS, dan jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan maka akan mengakibatkan berhentinya operasional produksi dari 16 pabrik kami. Bayangkan saja kalau terjadi, total kerugiannya bisa mencapai ratusan miliar per hari,” ujar Hendrik.
CDT membantu Kirana Megatara dalam mengimplementasikan AWS dengan melakukan sizing resources seperti CPU, RAM dan storage pada sistem yang lama, hal tersebut dilakukan untuk memastikan kalau resource yang dipakai sudah sesuai kebutuhan.
“CDT sangat membantu dalam melakukan pemilihan resources yang tepat untuk kebutuhan kami. Setelah implementasi, CDT bahkan masih membantu Kirana Megatara melakukan pendampingan monitoring dari kinerja DR dan SAP yang berjalan di AWS Cloud,” lanjutnya menerangkan.
Apa Saja Manfaat yang Didapat Setelah Menerapkan Solusi Amazon Web Services?
Hendrik mengungkap beberapa perubahan dan bahkan peningkatan yang dialami perusahaan setelah melakukan transisi. “Tim IT kini lebih mudah memonitor performa tujuh server AWS secara real time, dan proses backup server Non SAP juga berjalan real time tanpa mengganggu kinerja server yang berjalan,” tuturnya.
Adapun untuk penerapan AWS Elastic Disaster Recovery, Hendrik juga mengakui peningkatan kepercayaan pelanggan dan partner, karena keberadaan sistem mengindikasikan Kirana Megatara memiliki integritas dan berkomitmen untuk keamanan data dan operasional, bahkan dalam keadaan ekstrim sekalipun seperti bencana alam.
Hendrik mengakui bahwa dukungan CDT dinilai amat profesional dalam mewujudkan solusi atas tantangan yang sebelumnya dihadapi Kirana Megatara. Bahkan, mereka juga dibantu dengan pembekalan training terkait monitoring dari kinerja DR dan SAP yang berjalan di AWS Cloud.
Value-added yang dirasakan, lanjutnya, adalah secara cost untuk budget maintenance tahunan, yang mana turun secara signifikan, sehingga Kirana Megantara dapat mengalokasikan budget tersebut untuk project lain di divisi mereka.
Selain itu, kinerja tim yang ada di divisi perusahaan juga menjadi lebih efektif dan efisien, dan perusahaan pun mengalami peningkatan soft skill dari setiap anggota tim yang ada di divisi, terutama tim infrastruktur dan operation. Ke depannya, perusahaan berharap agar CDT tetap memberikan rangkaian solusi bisnis yang berkembang dan tentunya dibanderol harga kompetitif.
“Kolaborasi bersama AWS dan CDT telah banyak membantu kami menerapkan solusi cloud. Semua tahap berjalan lancar, mulai dari adopsi rencana Disaster Recovery ke proses migrasi SAP System. Kami berharap kemitraan ini terus berlanjut untuk ke depannya. Terima kasih, AWS dan CDT!” pungkas Hendrik.