Bayangkan jika data bisnis Anda dicuri—informasi pelanggan, transaksi keuangan, hingga inovasi bisnis—semua bisa lenyap dalam sekejap. Data breach bukan sekadar ancaman, tapi mimpi buruk yang bisa menghancurkan reputasi dan operasional bisnis.
Menurut IBM Cost of a Data Breach 2024, tahun lalu rata-rata biaya data breach mencapai USD 4,88 juta, melonjak 10% dari tahun sebelumnya—rekor tertinggi dalam sejarah. Jika insiden terjadi di public cloud, dampaknya semakin besar, dengan biaya yang bisa menembus USD 5,17 juta.
Jangan tunggu jadi korban berikutnya! Artikel ini akan membahas 5 strategi ampuh untuk melindungi data bisnis Anda dari serangan hacker.
Mengenal Data Breach Prevention
Data breach prevention adalah serangkaian strategi dan teknologi yang dirancang untuk mencegah akses tidak sah, pencurian, atau kebocoran data sensitif. Metode yang digunakan meliputi:
- Enkripsi data untuk melindungi informasi yang tersimpan atau dikirimkan
- Multi-factor Authentication untuk menambahkan lapisan keamanan login
- Segmentasi jaringan guna membatasi akses berdasarkan peran pengguna.
- Pemantauan ancaman secara real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan lebih dini
Semakin ketat sistem keamanan yang diterapkan, semakin kecil peluang hacker mencuri data bisnis Anda.
Bagaimana Data Breach Bisa Terjadi?
Data breach tidak terjadi begitu saja—ada celah yang dimanfaatkan. Dari phishing yang menipu karyawan untuk membocorkan kredensial, serangan malware yang menyusup ke sistem, hingga eksploitasi kelemahan keamanan di cloud dan aplikasi, semua bisa menjadi pintu masuk bagi para hackers. Human errors, seperti penggunaan password lemah atau akses tanpa autentikasi ganda, juga memperbesar risiko. Tanpa strategi perlindungan yang tepat, data sensitif bisa jatuh ke tangan yang salah dalam hitungan detik.
Baca Juga: Bukan Sekadar Monitoring — 9 Prediksi Observability di 2025 yang Harus Diketahui Bisnis
Dampak Data Breach: Bisnis Rugi, Data Terancam
Dari kerugian finansial yang membengkak hingga reputasi yang hancur di mata pelanggan, efeknya bisa berlangsung lama. Bagi individu, kebocoran informasi pribadi bisa berujung pada pencurian identitas, penipuan finansial, bahkan pemerasan. Dalam dunia digital, satu celah keamanan bisa menyebabkan efek domino yang tak terduga. Jadi, seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh data breach? Berikut beberapa ancaman utama yang perlu diwaspadai.
Kerugian Finansial yang Fantastis
Biaya pemulihan akibat data breach bisa mencapai jutaan dolar, terutama untuk bisnis yang harus membayar denda regulasi, investigasi forensik, hingga kompensasi pelanggan. IBM melaporkan bahwa rata-rata biaya data breach di 2024 mencapai USD 4,88 juta, angka yang terus meningkat setiap tahunnya.
Risiko Pencurian Identitas dan Penipuan
Bagi individu, kebocoran informasi pribadi seperti nomor KTP, kartu kredit, atau kredensial login bisa membuka peluang bagi hackers untuk melakukan pencurian identitas. Data ini sering diperjualbelikan di dark web dan digunakan untuk berbagai bentuk penipuan finansial.
Konsekuensi Hukum dan Denda Regulasi
Banyak negara memiliki regulasi ketat terkait perlindungan data, seperti GDPR di Eropa atau CCPA di AS. Jika bisnis gagal melindungi data pelanggan, mereka bisa terkena denda besar dan tuntutan hukum yang semakin memperburuk kondisi finansial mereka.
Operasional Terganggu, Bisnis Lumpuh
Serangan data breach yang menginfeksi sistem dengan ransomware atau menyebabkan kebocoran data sensitif bisa mengganggu operasional bisnis. Perusahaan bisa kehilangan akses ke sistem penting, menghadapi downtime berkepanjangan, dan mengalami kerugian besar akibat terhentinya layanan.
Memahami Sumber Utama Data Breach
Tanpa pemahaman yang baik tentang sumber ancaman ini, bisnis dan individu lebih rentan terhadap serangan yang dapat merugikan secara finansial dan reputasi. Jadi, apa saja sumber utama data breach? Berikut beberapa titik lemah yang paling sering dimanfaatkan oleh hackers.
Kredensial yang Lemah
Password yang mudah ditebak atau digunakan ulang di banyak akun menjadi sasaran empuk bagi hackers. Dengan teknik seperti phishing atau credential stuffing, mereka bisa mengakses akun penting dalam hitungan detik.
Serangan Phishing
Email atau pesan palsu yang tampak sah sering digunakan untuk mengelabui korban agar memberikan informasi login atau mengunduh malware. Taktik ini menjadi salah satu metode paling efektif bagi hackers untuk mencuri data.
Sistem Keamanan yang Tidak Diperbarui
Software atau perangkat yang tidak mendapatkan patch keamanan terbaru memiliki celah yang bisa dieksploitasi. Hackers sering memanfaatkan kelemahan ini untuk menyusup ke dalam jaringan perusahaan dan mencuri data.
Kecerobohan Karyawan dalam Menjaga Data
Human error seperti mengklik tautan berbahaya, menggunakan perangkat pribadi tanpa proteksi, atau membocorkan informasi tanpa sengaja, sering kali menjadi faktor utama terjadinya data breach.
Memahami 3 Kasus Data Breach
Data breach semakin merajalela di era digital, menargetkan berbagai platform dari media sosial hingga layanan bisnis. Antara 2019 hingga 2024, sejumlah insiden besar mengguncang dunia. Berikut beberapa yang paling menonjol.
LinkedIn: 700 Juta Pengguna Terdampak (2021)
Pada Juni 2021, data dari 700 juta pengguna LinkedIn—sekitar 90% dari total user base—diunggah di forum dark web. Seorang hacker bernama “God User” menggunakan teknik scraping untuk mengumpulkan informasi dari API LinkedIn. Data yang bocor mencakup email, nomor telepon, lokasi, gender, dan detail sosial media lainnya. Meski LinkedIn mengklaim ini bukan data breach karena tidak ada password yang terekspos, informasi tersebut tetap dapat dimanfaatkan untuk serangan social engineering dan phishing.
Facebook: 533 Juta Data Akun Bocor (2019 – 2021)
Pada April 2019, dua set data Facebook ditemukan terbuka di internet, berisi informasi lebih dari 533 juta akun, termasuk nomor telepon dan ID pengguna. Meski awalnya tidak dianggap sebagai ancaman besar, pada 2021 data ini diunggah gratis di dark web, memicu gelombang baru kejahatan siber. Peristiwa ini bahkan membuat peneliti keamanan Troy Hunt mengubah kebijakan HaveIBeenPwned agar pengguna bisa mengecek apakah nomor telepon mereka termasuk dalam data yang bocor.
Adobe: 153 Juta Kredensial Pengguna Dicuri (2013)
Pada Oktober 2013, hacker mencuri hampir tiga juta data kartu kredit terenkripsi milik pelanggan Adobe, bersama dengan kredensial login. Adobe kemudian memperbarui angka tersebut menjadi 38 juta akun “aktif”. Namun, investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa lebih dari 150 juta kombinasi username dan password telah bocor. Kebocoran ini berujung pada gugatan hukum besar, dengan Adobe membayar lebih dari USD 1 juta untuk menyelesaikan tuntutan.
5 Cara Ampuh Mencegah Data Breach
Data breach bisa terjadi kapan saja, dari serangan hackers hingga kelalaian internal. Dengan ancaman yang terus berkembang, bisnis harus lebih proaktif dalam melindungi data sensitif agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Bagaimana cara melindungi data dari ancaman ini? Berikut lima langkah penting yang bisa diterapkan.
1. Gunakan Multi-Factor Authentication (MFA)
Mengandalkan password saja tidak cukup. MFA menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengharuskan verifikasi identitas melalui metode tambahan seperti OTP atau biometrik. Ini mempersulit hackers untuk mengakses akun meskipun kredensial utama mereka bocor.
2. Enkripsi Data Sensitif
Pastikan data yang disimpan atau dikirimkan tetap terlindungi dengan enkripsi end-to-end. Dengan cara ini, meskipun data berhasil dicuri, isinya tetap tidak dapat dibaca tanpa kunci enkripsi yang valid.
3. Lakukan Pemantauan dan Deteksi Ancaman Secara Real-Time
Gunakan solusi keamanan berbasis AI automation untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan sebelum terjadi kebocoran. Sistem ini dapat mengidentifikasi pola anomali dan merespons ancaman dengan cepat, mengurangi risiko serangan siber.
4. Terapkan Zero Trust Security
Model keamanan Zero Trust memastikan bahwa tidak ada pengguna atau perangkat yang dipercaya secara default, bahkan di dalam jaringan internal. Setiap akses harus diverifikasi, mengurangi kemungkinan eksploitasi oleh aktor jahat.
5. Edukasi Karyawan Tentang Keamanan Data
Human error masih menjadi salah satu penyebab utama data breach. Memberikan pelatihan keamanan siber secara berkala kepada karyawan dapat membantu mereka mengenali ancaman seperti phishing.
Cegah Data Breach dengan CDT, Lindungi Data dengan Solusi Terbaik
Central Data Technology (CDT) menghadirkan lima solusi terbaik untuk melindungi bisnis dari ancaman data breach. Dengan teknologi canggih dan pendekatan holistik, CDT membantu perusahaan memperkuat keamanan data tanpa mengorbankan produktivitas. Dari pencegahan hingga mitigasi, setiap solusi dirancang untuk menghadapi ancaman siber dengan efektif dan efisien.
Okta: Zero Trust Access untuk Mencegah Data Breach
Okta menghadirkan solusi Zero Trust Security dengan Multi-Factor Authentication (MFA) dan Least Privilege Access untuk memastikan hanya pengguna terverifikasi yang dapat mengakses sistem. Dilengkapi adaptive authentication berbasis AI, Okta secara otomatis mendeteksi aktivitas mencurigakan dan menyesuaikan kebijakan akses tanpa mengganggu produktivitas.
Integrasi luas dengan berbagai aplikasi bisnis dan layanan cloud memungkinkan pengelolaan akses yang lebih mulus, sementara automated lifecycle management mencegah akun lama menjadi celah bagi hackers. Dengan pendekatan ini, Okta menghadirkan perlindungan maksimal tanpa mengorbankan efisiensi operasional.
Zscaler for Users: Keamanan Zero Trust untuk Akses Jarak Jauh
Zscaler for Users memastikan akses aman di era kerja hybrid dengan Zero Trust Exchange, menggantikan VPN tradisional yang rentan terhadap serangan. Fitur AI-powered threat protection secara otomatis mendeteksi dan memblokir ancaman siber, sementara Cloud DLP (Data Loss Prevention) dan CASB (Cloud Access Security Broker) melindungi data sensitif dari kebocoran.
Dengan AI-driven analytics, perusahaan dapat mendeteksi dan menghentikan aktivitas mencurigakan secara real-time, menjadikan Zscaler sebagai solusi yang tidak hanya aman tetapi juga fleksibel dan efisien dalam mendukung produktivitas bisnis.
Hitachi Vantara: Perlindungan Data Cerdas dengan Immutable Storage
Hitachi Vantara menghadirkan Hitachi Content Platform (HCP) dengan immutable storage, memastikan data cadangan tidak dapat diubah atau dihapus sehingga aman dari ransomware. Dengan automated compliance management, kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR dan CCPA menjadi lebih mudah, sementara real-time monitoring dan anomaly detection memungkinkan deteksi dan respons cepat terhadap ancaman.
Solusi ini dirancang untuk bisnis yang ingin mengamankan data dalam skala besar tanpa mengorbankan performa dan efisiensi operasional.
F5 BIG-IP SSL Orchestrator: Ungkap Traffic Terenkripsi, Tutup Celah Keamanan
F5 BIG-IP SSL Orchestrator mengatasi tantangan blind spot dalam traffic terenkripsi dengan SSL/TLS traffic decryption, memungkinkan perangkat keamanan seperti DLP, IPS, dan firewall untuk bekerja lebih efektif. Teknologi dynamic service chaining mengoptimalkan pemrosesan traffic data dengan visibilitas penuh, sementara intelligent traffic orchestration menyesuaikan kebijakan keamanan berdasarkan konteks akses.
Dengan solusi ini, perusahaan dapat meningkatkan keamanan komunikasi digital mereka tanpa menghambat performa jaringan.
AWS IAM: Kontrol Akses Ketat dengan Multi-Factor Authentication
AWS IAM memberikan kontrol ketat atas akses ke sumber daya cloud dengan Multi-Factor Authentication (MFA), role-based access control (RBAC), dan least privilege principle. Fitur AWS Security Token Service (STS) menyediakan kredensial sementara untuk akses jangka pendek guna mengurangi risiko pencurian akun tetap, sementara AWS Organizations mendukung pengelolaan akses lintas akun secara terpusat.
Dengan pendekatan ini, AWS IAM memastikan perlindungan menyeluruh tanpa mengorbankan fleksibilitas operasional bisnis.
Lindungi Data Anda dengan Solusi Andal dari CDT
Implementasikan solusi keamanan data terbaik dengan Central Data Technology (CDT), bagian dari CTI Group, untuk memastikan perlindungan data bisnis Anda dari ancaman siber. Sebagai authorized distributor dari F5 & Hitachi Vantara, serta authorized advanced partner Okta, Zscaler, dan AWS di Indonesia, CDT menghadirkan solusi lengkap mulai dari Identity & Access Management, Zero Trust Security, Data Protection, SSL Traffic Orchestration, hingga Cloud Security untuk mengoptimalkan keamanan infrastruktur digital Anda.
Konsultasikan kebutuhan keamanan data bisnis Anda dengan tim kami melalui link berikut dan mulai perjalanan digital yang lebih aman dan terpercaya.
Author: Danurdhara Suluh Prasasta
CTI Group Content Writer