VPN (Virtual Private Network) telah menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin menjelajahi dunia digital dengan aman dan bebas. Dibandingkan dengan menggunakan koneksi internet biasa, VPN memberikan pengguna terowongan aman yang mengenkripsi traffic internet, membuat mereka dapat browsing secara anonim. Namun, di era digital yang penuh dengan ancaman siber, keefektifan VPN dalam mengatasi masalah keamanan semakin dipertanyakan. Bahkan, beberapa risiko seperti kebocoran data sensitif juga dapat muncul. Mengapa demikian? Mari kita bahas lebih lanjut di bawah ini.
Apa itu VPN?
VPN, atau Virtual Private Network, adalah layanan yang memungkinkan koneksi jaringan privat antara beberapa perangkat melalui internet. Ini memungkinkan transmisi data yang aman dan anonim melalui jaringan publik. Dengan VPN, alamat IP pengguna disembunyikan dan data dienkripsi untuk melindungi privasi.
Secara sederhana, VPN menghubungkan perangkat seperti smartphone, tablet, atau PC ke komputer lain (disebut VPN Server) di lokasi terhubung internet. Ini memungkinkan pengguna untuk menjelajahi internet melalui jaringan komputer tersebut, menjaga keamanan dan privasi online.
Apa Saja Kegunaan VPN?
Selain digunakan untuk mengirimkan data secara aman melalui internet, VPN memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut.
Privasi
VPN menggunakan enkripsi untuk melindungi data pribadi Anda seperti password, informasi kartu kredit, dan browsing history dari pihak ketiga yang ingin merekam dan menjualnya. Ini sangat penting saat terhubung melalui jaringan Wi-Fi publik.
Anonimitas
Dengan menyembunyikan alamat IP, VPN membuat Anda anonim saat menjelajahi internet. Ini membantu melindungi privasi Anda dari situs web yang melacak aktivitas browsing.
Keamanan
VPN menggunakan kriptografi untuk melindungi koneksi internet dari akses tidak sah. Ini juga dapat bertindak sebagai mekanisme shutdown, menghentikan program yang dipilih jika ada aktivitas internet yang mencurigakan, membantu mengurangi risiko penyusupan data dan memungkinkan akses jarak jauh bagi pengguna sah melalui jaringan bisnis.
Bagaimana Cara Kerja VPN?
Nah, untuk lebih memahami apa itu VPN, mari kita pahami bagaimana cara kerjanya.
VPN bekerja dengan membuat terowongan terenkripsi di dalam jaringan internet publik. Perangkat pengguna terhubung ke server VPN yang telah dienkripsi, sehingga semua data internet yang dikirim dan diterima dienkripsi dan disembunyikan sebelum mencapai internet.
Selain itu, VPN juga menyembunyikan alamat IP asli pengguna dan menggantinya dengan alamat IP server VPN. Ini membuat pengguna terlihat seolah-olah terhubung ke internet dari lokasi server VPN tersebut, sehingga data pengguna aman dari pihak lain yang berusaha mengintip atau melacak aktivitas online.
Secara singkat, VPN mengubah semua data pengguna menjadi angka acak, sehingga meskipun ada pihak yang berhasil membaca data tersebut, mereka tidak dapat menggunakan informasi di dalamnya dengan mudah.
Jenis-jenis VPN
Ada empat jenis VPN yang umum digunakan, masing-masing dengan fungsinya sendiri yang perlu diketahui.
Personal VPN
Personal VPN ditujukan untuk pengguna individu dan sering digunakan untuk meningkatkan keamanan saat browsing di internet publik, mengakses konten yang diblokir, atau menjaga privasi online.
SSL VPN
Umumnya digunakan perusahaan untuk memfasilitasi karyawan dalam mengakses data perusahaan dari perangkat pribadi mereka. Penggunaan SSL VPN melibatkan akses melalui browser dengan dukungan HTML-5 dan sering diimplementasikan melalui perangkat khusus. Ini memungkinkan karyawan untuk mengakses data perusahaan menggunakan perangkat pribadi seperti laptop, tablet, atau ponsel, dengan keamanan tambahan melalui username dan password.
Site-to-site VPN
Merupakan jaringan pribadi yang dirancang untuk menyembunyikan intranet perusahaan dan memberikan akses yang aman di berbagai lokasi. Biasanya digunakan perusahaan skala besar yang memiliki beberapa lokasi dengan jaringan lokal sendiri. Penerapan site-to-site VPN memungkinkan komunikasi yang lancar antar berbagai bagian perusahaan, meskipun lebih kompleks dan kurang fleksibel dibandingkan dengan SSL VPN.
Client to Server VPN
Memungkinkan pengguna terhubung ke jaringan perusahaan dari lokasi eksternal, seperti dari rumah. Prosesnya melibatkan pengguna yang terhubung langsung ke server VPN perusahaan, kemudian mengenkripsi data sebelum diakses pengguna. Jenis VPN ini sering digunakan perusahaan untuk memfasilitasi karyawan yang bekerja dari lokasi eksternal, dan memerlukan instalasi dan konfigurasi client VPN di komputer pengguna sebelum penggunaannya.
Bahaya VPN, Benarkah Bisa Membocorkan Data Perusahaan?
VPN adalah alat keamanan jaringan yang telah terbukti andal, tetapi kemajuan teknologi saat ini dapat membuat perusahaan menjadi rentan terhadap kebocoran data. Mengapa bisa demikian?
Awalnya, VPN dirancang untuk lingkungan kerja di mana pengguna dan aplikasi berada di dalam gedung perusahaan, dan keamanan difokuskan pada pembentukan “pagar keliling” di sekitar jaringan tersebut. Pendekatan ini disebut sebagai “castle-and-moat security model“.
Namun, dengan perubahan model kerja saat ini di mana karyawan dapat bekerja secara remote, menggunakan berbagai perangkat, dan mengakses sumber daya cloud, model “pagar keliling” ini tidak lagi efektif. Jaringan perusahaan menjadi lebih luas dengan banyak titik masuk potensial bagi serangan siber.
Berikut adalah empat kelemahan utama VPN:
- Permukaan Serangan yang Melebar: Model kerja remote dan penggunaan cloud computing memperluas jaringan perusahaan, menciptakan banyak titik masuk potensial bagi serangan siber.
- Serangan Sulit Dicegah: VPN tidak efektif dalam menghentikan serangan modern atau memeriksa semua traffic, terutama yang terenkripsi.
- Pergerakan Lateral Ancaman: Setelah masuk, hacker bisa dengan bebas bergerak di dalam jaringan internal, tanpa batasan dari VPN.
- Kebocoran Data: VPN tidak mampu mencegah pengambilan atau kebocoran data, yang merupakan target utama peretas.
Dapat disimpulkan VPN tidak lagi memadai dalam mengatasi ancaman siber modern. Perusahaan perlu beralih ke solusi keamanan yang lebih canggih dan komprehensif untuk melindungi data dan sistem mereka. Salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah Zero Trust Network Access (ZTNA).
Zero Trust Network Access (ZTNA), Solusi Alternatif VPN yang Lebih Aman
Source: zscaler.com
Zscaler Zero Trust Network Access (ZTNA) merupakan solusi keamanan jaringan yang dirancang khusus untuk mengatasi keterbatasan VPN tradisional di era kerja hybrid dan cloud. ZTNA mengadopsi prinsip Zero Trust untuk memastikan bahwa hanya pengguna dan perangkat yang terotorisasi yang dapat mengakses sumber daya jaringan.
Dengan menerapkan Zero Trust, bisnis memperoleh manfaat dari global security cloud yang bertindak sebagai switchboard cerdas. Ini memungkinkan penghububf yang aman antara pengguna, workload, perangkat IoT/OT, dan mitra bisnis tanpa perlu memperluas jaringan ke entitas manapun.
Selain itu, Zero Trust juga menyediakan serangkaian solusi komprehensif, termasuk perlindungan terhadap ancaman siber dan data, serta memberikan layanan di edge sedekat mungkin dengan pengguna akhir. Di sisi lain, Gartner memperkirakan pada 2025, setidaknya 70 persen akses kerja remote akan menggunakan Zero Trust Network Access (ZTNA) dibandingkan dengan layanan VPN yang saat ini mendominasi, dengan persentase kurang dari 10 persen di akhir 2021.
Manfaat Zero Trust
Selain mengurangi risiko kebocoran data, Zero Trust juga membawa sejumlah keuntungan yang signifikan, termasuk pengurangan kompleksitas sistem, peningkatan produktivitas pengguna, dan penghematan biaya. Berikut empat keuntungan utama dari penerapan Zero Trust
- Meminimalkan Permukaan Serangan: Perusahaan dapat menghentikan perluasan jaringan tak terbatas, menghilangkan kebutuhan akan firewall, VPN, dan IP publik, serta mencegah koneksi masuk yang tidak diotorisasi.
- Mencegah Kompromi: Dapat memeriksa semua traffic terenkripsi dalam skala besar, untuk mengidentifikasi ancaman dan menerapkan kebijakan keamanan secara real-time.
- Mencegah Pergerakan Ancaman Lateral: Pengguna, workload, dan perangkat terhubung langsung ke aplikasi alih-alih ke seluruh jaringan. Ini memastikan penerapan prinsip akses dengan hak akses minimum.
- Memblokir Kehilangan Data: Hentikan kebocoran data dalam traffic terenkripsi dan di semua jalur kebocoran data lainnya. Ini mencakup perlindungan terhadap data tidak aktif di cloud dan data yang sedang digunakan pada perangkat endpoint karyawan.
Baca juga: Kenali Apa itu Hybrid Working serta Kelebihan dan Kekurangan Saat Menerapkannya
Zscaler Private Access: Akses Aman dan Andal ke Aplikasi Privat
Zscaler Private Access (ZPA) merupakan solusi keamanan jaringan berbasis Zero Trust Network Access (ZTNA) yang ditawarkan oleh Zscaler. ZPA bertujuan untuk memberikan pengguna koneksi langsung dan aman ke aplikasi private, baik yang berjalan di on-premises maupun di public cloud, dengan menerapkan prinsip least privilege.
ZPA dibangun di atas kerangka kerja holistic security service edge (SSE) dan menawarkan berbagai keuntungan:
- Pengalaman Pengguna Lebih Baik: Hubungkan pengguna langsung ke aplikasi private, memungkinkan akses lebih cepat dan efisien daripada VPN konvensional yang memerlukan backhauling.
- Minimalkan Permukaan Serangan: Aplikasi menjadi tidak terlihat di internet dengan ZPA, cegah pengguna dan perangkat yang tidak sah menemukannya. Koneksi inside-out antara pengguna dan aplikasi memastikan bahwa aplikasi dan IP tetap terlindungi.
- Terapkan Akses dengan Hak Akses Minimum: Akses ke aplikasi ditentukan identitas dan konteks pengguna, bukan alamat IP. Ini berarti pengguna tidak perlu terhubung ke jaringan untuk mengakses aplikasi, meningkatkan keamanan.
- Cegah Pergerakan Lateral: Dengan melakukan segmentasi aplikasi, ZPA membatasi akses pengguna hanya pada aplikasi tertentu, mengurangi risiko pergerakan lateral ancaman.
- Cegah Serangan Siber dengan Pemeriksaan Menyeluruh: Pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh traffic aplikasi private untuk mencegah berbagai jenis serangan web yang umum.
- Cegah Kebocoran Data: Dilengkapi dengan DLP terintegrasi untuk perlindungan tambahan untuk aplikasi private, termasuk penanganan insiden lanjutan dan klasifikasi data.
- Deteksi Pengguna dan Perangkat yang Diretas: Dengan teknologi decoy untuk mengidentifikasi dan menangani secara cepat pengguna dan perangkat berbahaya yang telah diretas.
Tingkatkan Keamanan Akses Jaringan dengan ZPA Hanya di CDT
Saatnya tingkatkan keamanan akses jaringan dengan beralih dari VPN ke sistem yang lebih aman, yaitu Zscaler Private Access (ZPA), yang menerapkan konsep Zero Trust, hanya di Central Data Technology (CDT).
Didukung tim IT yang profesional, berpengalaman, dan bersertifikat, CDT juga akan membantu Anda melalui tahap konsultasi, deployment, management, hingga dukungan after sales agar Anda terhindar dari trial and error. Tertarik mengunakan ZPA? Segera hubungi kami dengan klik link di sini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Content Writer CTI Group