Dengan disahkannya Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), muncul sejumlah tantangan dan risiko signifikan dalam implementasinya. Kasus kebocoran data pribadi menjadi permasalahan utama, terutama di tengah kurangnya kesadaran akan privasi meskipun 93,5 persen penduduk Indonesia aktif menggunakan internet dan media sosial. Risiko tindak kriminalitas akibat pengungkapan data pribadi tanpa pengendalian semakin meningkat.
Artikel ini membahas bagaimana mengatasi tantangan ini dan memberikan solusi efektif, khususnya dalam menghadapi ancaman serangan siber yang semakin berkembang seiring perkembangan teknologi. Temukan jawabannya di dalam artikel kami.
Sekilas Ketentuan UU Pelindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permen Kominfo) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pelindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik, disebutkan bahwa pelindungan dalam sistem elektronik mencakup proses perolehan dan pengumpulan; pengolahan dan penganalisisan; penyimpanan; penampilan, pengumuman, pengiriman, penyebarluasan, dan/atau pembukaan akses; serta pemusnahan.
Dalam ketentuan yang sama, pada Pasal 15 dijelaskan bahwa data pribadi yang disimpan dalam sistem elektronik haruslah data pribadi yang telah diverifikasi keakuratannya dan terenkripsi. Selain itu, pemerintah juga mengambil langkah preventif dalam pelindungan data pribadi dengan mendirikan data center dan disaster recovery system.
Data center merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem elektronik dan komponen terkaitnya guna keperluan penempatan, penyimpanan, dan pengolahan data. Sementara itu, disaster recovery center adalah fasilitas yang bertujuan untuk memulihkan data, informasi, dan fungsi-fungsi krusial dalam sistem elektronik yang terganggu atau rusak akibat bencana alam maupun kesalahan manusia.
Baca Juga: Begini Cara Praktis Jaga Keamanan Siber dan Pelindungan Data Pribadi di Sektor Publik
Patuhi Regulasi PDP dengan Dua Solusi dari CDT
Meskipun diundangkan pada 17 Oktober 2022, Pasal 74 UU Pelindungan Data Pribadi memberikan perusahaan waktu transisi selama dua tahun untuk menyesuaikan ketentuan pemrosesan data pribadi. Selama periode tersebut, penting bagi perusahaan memastikan seluruh pemrosesan data pribadi sesuai dengan prosedur UU PDP.
Nah, agar perusahaan Anda dapat mengimplementasikan UU Pelindungan Data Pribadi, CDT merekomendasikan dua solusi keamanan data: F5 dan Zscaler. Keduanya dilengkapi dengan rangkaian kebijakan dan pelindungan kepatuhan regulasi yang. Temukan penjelasan lengkapnya di dalam artikel berikut.
F5 Privacy Compliance & Practices: Jaminan Keamanan Pengolahan Data
F5 Privacy Compliance & Practices adalah seperangkat kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh F5 Networks untuk melindungi privasi data pribadi pelanggannya. Kebijakan ini mencakup berbagai peraturan privasi seperti GDPR, CCPA, dan HIPAA. F5 menjadi solusi komprehensif bagi organisasi yang ingin mematuhi berbagai undang-undang privasi.
Manfaat dari F5 Privacy Compliance & Practices
- Kurangi Denda dan Sanksi
Dengan mematuhi regulasi privasi, organisasi dapat mengurangi risiko denda atau sanksi dari otoritas regulasi.
- Peningkatan Kepercayaan Pelanggan
Pelanggan cenderung lebih percaya pada organisasi yang transparan mengenai praktik pengumpulan dan penggunaan data serta mematuhi regulasi privasi.
- Keunggulan Bersaing Lebih Tinggi
Di era yang didorong oleh data saat ini, privasi menjadi pembeda kompetitif utama. Organisasi yang menunjukkan komitmen terhadap privasi lebih menarik dan mempertahankan pelanggan.
- Biaya Operasional Berkurang
Organisasi dapat menyederhanakan proses kepatuhan privasi dan mengurangi biaya terkait dengan kepatuhan.
- Peningkatan Keamanan Data
Tingkatkan postur keamanan data mereka dan melindungi data pelanggan dari akses, penggunaan, pengungkapan, modifikasi, atau penghancuran yang tidak sah.
Zscaler Data Loss Prevention: Langkah Preventif dari Serangan Siber
Zscaler Data Loss Prevention (DLP) adalah solusi pelindungan data berbasis cloud yang membantu organisasi mencegah data sensitif bocor secara tidak sengaja atau disengaja. Hal ini dilakukan dengan memeriksa semua lalu lintas yang masuk dan keluar dari internet, termasuk endpoint, SaaS, dan aplikasi pribadi.
Zscaler DLP dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data sensitif berdasarkan berbagai kriteria, seperti jenis file, konten, dan konteks. Setelah data sensitif teridentifikasi, Zscaler DLP dapat mengambil berbagai tindakan untuk melindunginya, seperti memblokir transfer data, mengenkripsi data, atau menandainya.
Manfaat dari dari Zscaler Data Loss Prevention.
- Kepatuhan Regulasi
Membantu organisasi mematuhi regulasi dengan menyediakan kontrol terhadap keamanan data.
- Pelindungan dari Kehilangan Data
Pelindungan terhadap kehilangan data, mencegah data yang bersifat sensitif atau rahasia keluar dari perusahaan tanpa izin.
- Visibilitas Data
Dengan peningkatan visibilitas pergerakan data di berbagai saluran dan aplikasi, baik yang terhubung ke jaringan maupun yang tidak terhubung memahami dan mengelola alur informasi menjadi kunci.
Konsultasikan Strategi Tepat untuk Lindungi Data Pelanggan Anda bersama Tim CDT
Pastikan kepatuhan perusahaan Anda terhadap UU Pelindungan Data Pribadi dengan solusi keamanan data terpercaya dari F5 dan Zscaler. Central Data Technology (CDT) sebagai authorized partner F5 dan authorized partner Zscaler di Indonesia, dapat membantu memastikan setiap langkah pemrosesan data pribadi di perusahaan Anda sesuai dengan ketentuan hukum.
Didukung tim IT yang profesional, berpengalaman, dan bersertifikat, CDT juga akan membantu Anda melalui tahap konsultasi, deployment, management, hingga dukungan after sales agar Anda terhindar dari trial and error saat menerapkan solusi dari F5 dan Zscaler.
Tertarik mengunakan F5 dan Zscaler? Segera hubungi kami dan konsultasikan strategi tepat untuk lindungi data pelanggan Anda dengan klik link di sini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Content Writer CTI Group